Minggu, 24 Januari 2021

PABRIK SIRUP GLUKOSA DARI TEPUNG TAPIOKA

 PRARANCANGAN PABRIK SIRUP GLUKOSA DARI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PROSES HIDROLISIS ENZIM KAPASITAS 61.000 TON/TAHUN 

Abstrak Sirup glukosa merupakan cairan kental dan jernih yang diperoleh dari hidrolisis pati dengan cara enzimatik. Sirup glukosa digunakan dalam industri makanan dan farmasi. Pabrik sirup glukosa dirancang dengan kapasitas 61.000 ton/tahun yang beroperasi selama 330 hari per tahun. 

Membutuhkan bahan baku tepung tapioka sebanyak 3.507,30 kg/jam, air sebanyak 10.521,89 kg/jam, asam asetat sebanyak 0,18 kg/jam dan enzim sebanyak 0,50 kg/jam. Utilitas pendukung proses meliputi penyediaan air sebanyak 12.626,26 kg/jam yang diperoleh dari air sungai, penyediaan saturated steam sebanyak 3.173,13 kg/jam, kebutuhan listrik diperoleh dari PLN sebanyak 435 kW dan generator set sebanyak 600 kW. Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas (PT) yang berencana akan didirikan di kawasan industri kota Cilegon Propinsi Jawa Barat dengan luas tanah 25.646 m2 dan jumlah karyawan 112 orang. Dari analisis ekonomi pabrik sirup glukosa membutuhkan modal tetap sebesar Rp 133.575.852.354 dan modal kerja sebesar Rp 35.286.923.360 dan pada analisis kelayakan memberikan hasil bahwa Precent Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 14,50% dan setelah pajak sebesar 10,87%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 4,08 tahun sedangkan setelah pajak sebesar 4,79 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 49,80% kapasitas dan Shut Dwon Point (SDP) sebesar 18,37% kapasitas. Discounted Cash Flow (DCF) sebesar 29,23%. Berdasarkan data-data diatas maka pabrik sirup glukosa dari air tapioka cukup layak dikaji lebih lanjut untuk didirikan. Kata Kunci : sirup glukosa, tepung tapioka, asam asetat, enzim glukoamilase Abstract Glucose syrup is a viscous fluid and clear obtained from hydrolysis of starch by enzymatic way. Glucose syrup is used in food and pharmaceutical industry. Glucose syrup factory was designed with a capacity of 61,000 tons/year of operation for 330 days per year. In need of raw tapioca flour as much as 3,507.30 kg/h, water as much as 10,521.89 kg/h, acetic acid as much as 0.18 kg/hour and enzymes as much as 0.50 kg/hour. Supporting utilities water supply include process as much as 12,626.26 kg/h obtained from river water, provision of saturated steam as much as 3,173.13 kg/h, electricity is obtained from PLN as much as 435 kW generator sets and as many as 600 kW. The shape of the selected company is a limited liability company (PT) that plans will be established in the industrial town of Cilegon in West Java Province with a land area of 25,646 m2 and the number of employees of the 112 people. Economic analysis of glucose syrup manufacturer in need of fixed capital amounted to Rp 133,575,852,354 and Rp 35,286,923,360 working capital and on the analysis of the feasibility of delivering results that Precent Return On 2 Investment (ROI) before tax of 14.50% and after tax of 10.87%. Pay Out Time (POT) before taxes 4.08 years whereas after tax of 4.79 years. Break Even Point (BEP) of 49.80% capacity and Shut Dwon Point (SDP) 18.37% of capacity. Discounted Cash Flow (DCF) amounted to 29.23%. Based on the data above, the manufacturer of glucose syrup is pretty decent tapioca water examined further established. Keywords : glucose syrup, tapioca starch, acetic acid, glucoamylase enzym 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sampai saat ini sudah banyak yang memproduksi sirup glukosa karena melimpahnya bahan baku singkong. Namun demikian seiring dengan berjalannya waktu perkembangan industri makanan dan farmasi begitu pesat hingga saat ini, sehingga untuk menutupi kebutuhan glukosa masih didatangkan dari luar negeri. Sehubungan dengan hal tersebut sangat tepat jika pemerintah mengambil kebijakan dengan mendirikan industri-industri yang dapat mengganti peran bahan import dan dapat terciptanya lapangan kerja baru. 1.2 Kapasitas Pabrik Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) di Indonesia dari tahun 2008- 2012 yang ditunjukan pada Tabel 1. Data Kebutuhan Sirup Glukosa di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tabel 1. Data Kebutuhan Sirup Glukosa di Indonesia Tahun Jumlah (ton/tahun) 2008 21.572 2009 21.743 2010 41.303 2011 73.100 2012 62.755 Sumber : Biro Pusat Statistik, 2012 Beberapa nama-nama pabrik tepung tapioka yang sudah ada dapat dilihat pada tabel 2. sebagai berikut : 3 Tabel 2. Nama-nama Pabrik Tepung Tapioka No Nama Pabrik Lokasi Kapasitas (ton/tahun) 1. PT. Wira Kencana Adi Perdana Batanghari 6.500 2. PT. Bumi Acid Lampung Tengah 75.000 3. PT. Eka Inti Tapioka Lampung Tengah 37.500 4. PT. Incasi Raya Sumatra Barat 24.000 5. PT. Budi Sentosa Perkasa Jambi 3.000 Beberapa nama-nama pabrik sirup glukosa yang sudah beroperasi dapat dilihat pada tabel 3. sebagai berikut : Tabel 3. Nama-nama Pabrik Sirup Glukosa No Nama Pabrik Lokasi Kapasitas (ton/tahun) 1. Global Sweetener Ltd. Pakistan 147.000 2. RM Food Additive India 6.000 3. Thai Food Ltd. Thailand 24.000 4. Akbar Ali and Co. Pakistan 660.000 5. PT. Suba Indah Cilegon 82.500 6. PT. BAJ Jawa Timur 18.000 7. PT. Associated British Jawa Barat 72.000 8. AVJ Grupe Lituania 12.000 Dengan pertimbangan kebutuhan sirup glukosa didalam negeri dan kapasitas pabrik yang sudah ada, maka ditetapkan kapasitas rancangan pabrik sirup glukosa yang didirikan pada tahun 2020 sebesar 61.000 ton/tahun. 1.3 Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sangat berpengaruh terhadap keberadaan suatu industri baik dari segi komersial maupun kemungkinan dimasa mendatang. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi pabrik antara lain ketersedian bahan baku, transportasi, dan pemasaran, penyediaan air, kawasan industri dan tenaga kerja. Pendirian pabrik sirup glukosa direncanakan didirikan di kota Cilegon, Propinsi Jawa Barat. 4 2. METODE 2.1 Konsep Reaksi Pada pembuatan sirup glukosa dapat dilihat dari dua reaksi, yaitu reaksi gelatinisasi pati dan reaksi sakarifikasi dapat dilihat berikut ini : (C6H10O5)n + nH2O → (C6H12O6)n . nH2O (1) (C6H12O6)n . H2O → n(C6H12O6) (2) 2.2 Tinjauan Kinetika Reaksi dapat terjadi jika pati dipanaskan pada suhu 600C sampai 800C. Kecepatan reaksi (1) dapat dianggap orde 1 semu terhadap pati dengan harga konstanta kecepatan reaksi 23,4822/jam. Reaksi hidrolisis pati dengan enzim dalam pembuatan sirup glukosa merupakan reaksi bersifat eksotermis yang terjadi pada temperatur 700C